Setelah lima tahun perjalanan, satu album mini, deretan single, hingga panggung lintas negara, akhirnya Sunwich mantap melanjutkan kiprah mereka yang ditandai dengan “Apophenia”, sang album perdana yang rilis pada hari ini, 23 Februari 2024. “Apophenia” adalah ujung penantian yang manis, sebuah momen monumental bagi para personel dan juga para pendengarnya.
Tarik mundur, kuintet indie pop asal Jakarta beranggotakan Aliefia Augustine (vokal), Hafiz Alfaiz (gitar), Mahandhika Irsyam (gitar), Raflie ‘Ibek’ Arbiantara (bas), dan Rifki Handani (drum) sudah memberikan kisi-kisi akan hadirnya Apophenia melalui tiga lagu yang sudah lebih dulu rilis beberapa waktu lalu.
Ketiganya adalah “The Bended Man” (Juni 2022), “False Expectation” (Januari 2023), dan “Don’t Get to Know Me Too Well” (Juni 2023). Ketiga lagu tersebut ditemani dengan lagu-lagu lainnya di dalam “Apophenia”, sebut saja “Mutamycete”, “Tears Are Holding Me Tight”, “Loss and Regrets”, hingga “Sunny Side Up” yang melengkapi total 10 lagu.
Menengok “Apophenia” lebih dekat, album perdana Sunwich ini merangkum ragam kisah pribadi para personel yang disajikan dengan warna musik khas sang kuintet, ceria dan berbunga-bunga. “Secara keseluruhan, lagu-lagu yang ada di album adalah pengalaman pribadi yang harapannya setelah melewati peristiwa-peristiwa tersebut punya titik terang buat kedepannya,” tutur Ibek.
Sementara bagi Aliefia selaku penulis lirik, ia menuturkan pengalamannya di berbagai hubungan yang ia alami dalam perjalanannya, mulai dari hubungan dengan keluarga, teman, hingga pasangan dan diri sendiri. “Gue mencari-cari makna dari kejadian-kejadian itu dan berusaha lebih memahami diri sendiri. Kayak misalnya, apa sih yang gue mau di hubungan romantis gue, bagaimana cara berdamai dengan keluarga, juga bagaimana cara cope dengan teman-teman yang mulai menjauh seiring tambah dewasa. Intinya gue mencari titik terang/hikmah dari kejadian-kejadian itu.” “Apophenia” sendiri dikutip oleh Sunwich dari sebuah istilah psikologi di mana mengartikan berbagai fenomena yang terjadi dan mengaitkannya dengan berbagai hal yang tidak berhubungan satu sama lain.
Seluruh personel sepakat, bahwa jika mesti menjagokan satu lagu di dalam album, maka lagu itu adalah “The Reason Why”. “Lagu ini tentang orang yang gak enakan buat nolak alias people pleaser. Ceritanya ada orang yang suka sama lo, tapi lo gak suka, mau nolak tapi gak enak, jadinya lo jalanin saja dulu meski gak ikhlas. Cuma lama-kelamaan muak juga, jadi akhirnya lo ghosting orangnya. Lewat lagu inilah ngasih tau alasan lo ghosting karena sebenernya gak nyaman,” lanjut Fia.
Bicara aransemen, Rifki mewakili band menyampaikan bahwa prosesnya berlangsung tidak muluk-muluk. Selipan synthesizer yang beriringan dengan rhythm gitar di beberapa lagu menjadi salah satunya. “Penulisan aransemen di album juga agak nyeleneh sih, karena pada akhirnya yang menjadi dasar lagu adalah vokalnya, dan ini hal yang baru juga buat gue,” tambahnya.
Lebih jauh, penggarapan “Apophenia” melewati tiga tahun bolak-balik dapur rekaman dan juga bongkar pasang personel. Hadirnya Hafiz, Mahandhika, dan Rifki secara tidak langsung merubah proses perekaman, juga dengan peran penuh Reney Karamoy (Scaller) yang menemani Sunwich selaku studio engineer, mixing hingga mastering. Seluruhnya pun dilakukan di studio milik Reney, Sonic Garage Studio. Dari segi visual, Sunwich turut dibantu oleh Nathania yang parasnya kerap muncul di karya-karya mereka sebagai maskot bernama Wendy Charlotte, serta arahan artistik yang dikomandoi oleh Khansa Ameela bersama We Are Karya.
Berbarengan dengan perilisan di berbagai layanan streaming, “Apophenia” turut dihadirkan oleh Sunwich dalam format CD yang didistribusikan oleh Demajors. Rencana jangka panjang pun tengah dirancang, mulai dari video musik hingga tur. Tiga lagu yang sudah lebih dulu dirilis, yakni “The Bended Man”, “False Expectation”, dan “Don’t Get to Know Me Too Well” bakal hadir dalam format video musiknya. “Dengan rilisnya “Apophenia”, harapannya kami dan kalian bisa lebih dewasa dalam menghadapi dinamika kehidupan,” tutup Ibek.