Berisik Radio ─ Banyak sekali band yang membuat cover version dari lagu-lagu yang sudah populer. Beberapa orang beranggapan menbawakan ulang lagu yang sudah pernah sukses dirilis adalah salah satu jalan pintas menuju ke populeran. Tapi menurut kami itu tidak berlaku untuk Ache band emo asal Tangerang yang baru saja merilis ulang lagu Falling From Palm milik band emo Jepang bernama Shipyards.
Hampir tidak ada yang berubah dari komposisi musik Falling From Palm yang dibawakan Ache dengan versi asli milik Shipyards. Mungkin Ache beranggapan, tidak sopan kalau mengacak-acak lagu dari band yang mempengaruhi mereka. Hasilnya sebuah karya copy-paste sebagai bentuk penghargaan terhadap Shipyard, karena Shipyard adalah salah satu referensi musik Ache saat awal terbentuk. “Saya dan Tirta memilih mengadopsi sound Shipyard, ketika awal ingin membuat sebuah band emo yang dimana tanpa harus mencampurkan signatur twinkle sounds di dalamnya,” ungkap Rizkan (Vocal/Bass).
Yang menarik Ache juga membuat artwork Falling From Palm yang serupa dengan Shipyards.


Ache dibentuk oleh Rizkan yang juga pemilik Rizkan Records. Para personil Ache Rizkan, Tirta Petir (Drum), Adit (Gitar), Ridwan Mafhumy (Gitar) adalah para remaja yang rajin datang ke gigs di era 2000an dan saat ini mereka sudah menjadi Bapak-bapak. Fenomena anak gigs era 2000an ditengah kesibukan dan kewajibannya seperti Rizkan adalah menjadikan ngeband sebagai kegiatan melepas lelah, ada juga yang rajin membuat playlist musik di Spotify, tapi sebagiannya sudah menjadi indie insaf dan fokus mencari nafkah.
Lagu Falling From Palm milik Shipyards sebelumnya ada di kompilasi Come Together! Vol.2 yang dirilis Sango Records (Jepang). Sedangkan cover version Falling From Palm dari Ache akan dirilis dalam format CD dan diedarkan oleh 2 label asal Jepang, yakni Imakinn Records dan Urban Sleep Disc. Untuk streaming dirilis di Bandcamp Ache.
Baca Juga:
Dalam waktu dekat Ache juga berencana merilis album penuh pertama mereka. Ache bekerjasama dengan beberapa label untuk pendistribusiannya. Sailboat Records untuk format digital, Guerilla Records untuk format kaset, TimTam Records untuk format Lathe cut vinyl. Ketika ditanya mengapa memilih bekerjasama dengan banyak label rekaman, Rizkan menjawab “Kita juga kan berusaha ingin distribusi album nanti seluas-luasnya, dan juga untuk pertemanan, yang penting pertemanannya sih. Kita selama gak ada kontrak khusus atau sesuatu yang mengikat, kita jalan aja sih, cuma less formal aja sih ikatannya. Ya mungkin dari sini juga, kita bisa buka pintu buat teman-teman kita yang lain.”
Discussion about this post