Jakarta, 9 Oktober 2019 – Penyelenggaraan Synchronize Festival 2019 sebagai wadah pemersatu bangsa, tidak hanya bagi para musisi besar dan legenda. Synchronize Festival 2019 juga diharapkan menjadi etalase pengembangan bagi musisi pendatang baru untuk mempertunjukan karya terbaiknya.
Sorak penonton semakin keras terdengar saat penampilan Sheila On 7 muncul, terlihat dari antusias pengunjung yang memadati Dynamic Stage pada hari terakhir gelaran Synchronize Festival 2019. Penggemar Sheila yang berasal dari banyak daerah ini berhasil terhibur dengan karya-karya yang membangkitkan semangat para penonton. Tak henti di pengunjung saja, bahkan para pekerja yang bertugas di Synchronize Fest pun tampak bersuka cita menyaksikan penampilan dari band-band yang tampil.
Dilanjutkan dengan penampilan Noah dari era 2000-an ini berhasil tampil maksimal di atas panggung. Ditambah lagi dukungan set panggung dan visual yang interaktif. Penampilan Club 80’s dan Noah menambah rangkaian kemeriahan di Dynamic Stage dihari ketiga Synchronize Festival. Tak hanya itu nuansa kenangan juga dihadirkan dari penampilan Killing Me Inside Reunion setelah 10 tahun tidak bermain bersama, akhirnya Synchronize berhasil menciptakan moment langka yang membuat semua penonton flashback ke gigs-gigs kecil di jakarta pada tahun 2000an.
Keseruan tak hanya berasal dari panggung utama. Panggung yang lebih intim yaitu di Gigs Stage dan XYZ Stage juga memberikan pengalaman berbeda. Sebut saja Kuro! , The Dissland, Begundal Lowokwaru hingga Dieunderdogg – Emo Revival yang sukses membawa spirit pergerakan kancah musik bawah tanah. Penampilan The Flowers juga menarik penonton pasalnya band yang lama vakum ini akhirnya kembali dan meluncurkan album pada Pagelaran Synchronize ini. Selain itu kejutan dihari terakhir ada sosok Mawang yang viral di media sosial dengan lagu ajaibnya yang berkolaborasi bersama Rocket Rockers. TIdak kalah menarik, Grup qasidah asal Semarang disambut antusias publik dari sore hari di area festival. Irama kasidah yang khas dengan konsep musik modern dibalut organ tunggal, sajian Nasida Ria menambah suasana kemeriahan pada hari terakhir gelaran Synchronize Festival 2019.
Tak ada satupun penampil yang tampak kendur menyajikan penampilan terbaik mereka di Synchronize Fest hingga hampir di keenam panggung Synchronize Fest selalu dipadati penonton yang hadir di Festival. Pada tahun Ini adalah tahun pertama adanya Green Movement di Synchronize Fest. Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun animo penonton untuk membawa tumbler pribadi disambut positif. Perlahan namun pasti, movement ini merupakan bentuk tanggung jawab penyelenggara dan penonton yang hadir di Synchronize Fest. Nampak hingga sampai saat ini gaung dan atmosfir serunya Synchronize Fest masih begitu terasa di jaringan media sosial yang tak henti-henti mengharumkan 3 hari penyelenggaaraan festival. Synchronize Fest bukanlah sekadar festival biasa, semoga spirit ini dapat terus membara bagi tiap-tiap orang yang telah hadir dan mendukung suksesnya gelaran ini.
Sampai jumpa di Synchronize Festival 2020.
It’s Not Just A Festival, It’s A Movement!
Discussion about this post