Jakarta, Agustus 2019 – Memiliki sebuah band yang bertahan selama lebih dari 10 tahun hingga saat ini, sepertinya bukan merupakan hal yang mudah untuk dijalani. Harus melepaskan beberapa personil pada saat mereka mengeluarkan album keduanya dan memutuskan untuk keluar dari major label sekitar tahun 2012 lalu membuat Aqi SInggih, Satrio dan Fajar Arifan harus berjuang secara independent dengan menyisakan 3 orang personil aslinya hingga saat ini.
Kisah perjalanan mereka selama hampir 12 tahun berkarya inilah yang membuat ALEXA terinspirasi untuk membuat sebuah karya perjalanan mereka dalam sebuah Intimate Concert yang juga direkam secara live pada akhir tahun lalu. “Selama perjalanannya, banyak hal-hal yang telah kami lewati baik dalam kehidupan masing-masing maupun dalam kehidupan ALEXA sebagai sebuah band. Hal ini yang kami ingin kami share ke penikmat musik khususnya ALEXIAN yang selama ini selalu memberikan support dalam perjalanan kami”, jelas Fajar yang juga menjelaskan bahwa ALEXIAN adalah sebutan bagi fans ALEXA. Aqi pun juga menambahkan, bahwa dalam perjalanannya ALEXA dalam industry musik di Indonesia ini banyak cerita Cinta, Sedih dan Bahagia yang secara tersirat tertuang dalam karya-karya dari ALEXA yang telah mengeluarkan 3 album selama ini.
Album yang direkam secara Live pada saat Intimate Concert mereka ini berisikan 9 buah lagu yang merupakan kumpulan lagu-lagu favorit dari penggemar mereka dan mereka sendiri yang diaransemen ulang secara akustik minimalis. “Aransemen Akustik ini kami pilih untuk menggambarkan usia perjalanan kami bertiga sebenarnya, udah capek kayaknya bikin lagu yang rumit dan penuh distorsi gt ya? Dibikin simple aja tapi masih manis dan enak terdengarnya heheheh”, canda Satrio sebagai pencipta lagu-lagu dari ALEXA yang juga ditambahkan oleh Fajar bahwa lagu-lagu yang terdapat dalam album itu seluruhnya merupakan hasil pertimbangan seluruh keluarga besar dari ALEXA, termasuk diantaranya adalah additional players, management dan ALEXIAN.
Lagu yang berjudul ‘Takkan Pernah Bisa’ dipilih sebagai sebuah single yang mewakili dari album terbaru mereka ini. Menurut Aqi, lagu yang juga merupakan OST dari sebuah film berjudul Hari Untuk Amanda dirilis bertepatan tepat 10 tahun yang lalu yakni pada tahun 2009. Yang menarik dari single tersebut adalah, dengan dibuat dalam 2 versi, yakni versi Live dan Studio Version. “Ga kepikiran sebenarnya untuk merekam ulang tersendiri lagu tersebut, tapi pada saat kita studio session untuk konser kemarin, kok kayaknya aransemen baru dari lagu ini menarik banget, makanya gw langsung bilang ke anak-anak mendingan kita rekam ulang di studio yuk lagu ini”, jelas Fajar yang menambahkan bahwa aransemen lagu-lagu mereka untuk album ini hampir seluruhnya berbeda dengan versi aslinya yang telah mereka rilis beberapa tahun lalu.
Dibantu oleh beberapa musisi yang sering membantu ALEXA selama beberapa tahun terakhir ini seperti Adrian Martadinata yang ikut membantu mengisi bagian Gitar Akustik, Morriz Putra yang membantu mengisi keyboard dan pad, serta Agus Kristianto yang juga membantu mengisi Bass dalam lagu ini, ALEXA juga mengajak beberapa musisi lain untuk berkolaborasi menggubah dan memberikan warna di album ini. Beberapa diantaranya adalah Bilal Indrajaya, Vega Antares dan sang istri dari Aqi, yakni Audrey Singgih.
“Banyak hal yang menjadi alasan kami mengajak mereka semua untuk berkolaborasi, bisa check cerita lengkapnya di Instagram kita sih hehehe tapi secara keseluruhan dengan hadirnya mereka ini sangat memberi warna baru dalam album ini”, tutup Aqi dalam siaran persnya.
Discussion about this post