Selepas vakum beberapa tahun karena urusan duniawi yang tak terelakkan. Hummus kembali dengan membawa nuansa baru pada rilisan terbarunya: memadukan afrobeat dengan pondasi bermusik mereka,
yaitu rock dengan balutan sound middle east. Kali ini Hummus merilis ulang materi terdahulu bertajuk “Tanah Mati” dan tentunya dengan komposisi yang lebih fresh.
Hummus adalah trio yang berdiri tahun 2014 dan digawangi oleh Bram (gitar), Andzar (drum), dan Andi (bass). Berawal dari kegemarannya melahap genre rock dan musik timur tengah, mereka terlecut untuk menggubah lagu yang terinspirasi dari genre musik itu. Hummus membawa soul afrobeat ke dalam
segenap materi yang akan diliris. Pemilihan afrobeat dilandasi keinginan memperkaya sound lagu-lagu mereka.
Dalam single “Tanah Mati”, Hummus dibantu oleh pentolan dari grup band Tiga Pagi yakni Sigit Pramudita sebagai produser dan Rizqi Pratama dalam melengkapi instrumen lainnya. Ini adalah manifestasi perasaan gamang tiap personilnya dalam menyoroti isu kemanusiaan, khususnya genosida yang terjadi di Palestina. Melalui lirik nan eksplisit dan nyanyian yang cukup lirih, Hummus melantunkan rasa duka dan prihatin yang ditopang dengan musik rock bernuansa timur tengah plus corak afrobeat. Bagian rhythm yang bertugas sebagai jantung di lagu ini beresonansi dengan nyanyian berlirik layaknya mantra, keduanya saling menjaga kestabilan lagu dan berharap semoga rasa duka dalam lagu ini dapat tersampaikan ke pendengar. Pada akhirnya “Tanah Mati” mengajak kita untuk terus merefleksikan persoalan tentang kemanusian, khususnya persoalan direbutnya hak untuk hidup yang berkali-kali terjadi
di sekitar kita.