Suka atau tidak, 2020 adalah tahun di mana kita mengalami banyak kejadian untuk pertama kalinya. Mungkin ada yang menyenangkan, tapi harus diakui lebih banyak yang memberatkan. Biang keladinya: sebuah virus baru yang merebak ke segala penjuru dunia, mengakibatkan terhambatnya berbagai aktivitas sampai kita menemukan cara adaptasi yang tepat untuk mengakali keadaan.
Beragam anjuran dan inisiatif pun bermunculan, dari dorongan menjaga jarak, peringatan untuk selalu cuci tangan, rupa-rupa rancangan masker, hingga upaya memindahkan kegiatan bisnis ke ruang digital. Namun bagi label rekaman Berita Angkasa yang berbasis di Jakarta, cara paling manjur untuk menyiasati situasi adalah dengan terus mengudara — tentu sambil menaati peraturan-peraturan terkait corona demi meratakan kurva. Ide yang mampir dan sudah terlaksana meliputi tantangan antar roster di bawah tema #KaryaDiKarantina serta aktivasi streaming lewat akun media sosial Berita Angkasa juga artis-artisnya.
Keluaran teranyarnya adalah sebuah wujud yang tak pernah dirilis oleh Berita Angkasa sebelumnya, satu lagi momen perdana yang mewarnai tahun: album kompilasi. Sulit memang menerima kenyataan bahwa label rekaman ini, dengan roster yang merentang luas dari Kelompok Penerbang Roket hingga Rafi Muhammad, belum pernah mengeluarkan album kompilasi. Tajuknya sendiri relevan dengan kondisi kini: Adiksi Adaptasi.
Meski demikian, Rizma Arizky selaku pimpinan Berita Angkasa mengungkapkan bahwa label rekamannya tidak memiliki alasan dan tujuan spesifik dalam merilis album kompilasi ini. “Semua prosesnya serba mengalir,” katanya.
Namun tajuk Adiksi Adaptasi memang dipilih untuk merespons keadaan baru ini. Rizma menjelaskan, “[Tajuk album] mewakili mentalitas kita dalam menghadapi situasi ini, agar bisa selalu konsisten berkarya dan berkembang ke depannya. Apalagi ternyata kami bisa WFH dengan efektif dan tetap produktif sejauh ini.”
Muatan album kompilasi ini terdiri dari tujuh lagu baru belum-pernah-rilis persembahan tujuh artis penuh talenta dari beragam jenis musik. Dua nama memang bernaung di bawah bendera Berita Angkasa (Rafi Muhammad dan Sapphira Singgih), sementara lima yang lain digaet secara ketengan (Arya Novanda & Rizkia Larasati, Batavia Collective, Ether, Morad, dan Tarrkam). Album kompilasi Adiksi Adaptasi akan dirilis pertama kali pada 1 Juli via YouTube, di mana video musik setiap lagu akan diunggah berbarengan. Kemudian menyusul keesokan harinya
pada layanan streaming musik macam Spotify, Joox, dan Apple Music.
Istimewanya lagi, perilisan ini sekaligus menandakan ulang tahun Berita Angkasa yang ke-5. Bila Anda pernah menghabiskan waktu dengan orang-orang yang mengurus label rekaman ini, maka Anda tahu betapa Berita Angkasa sangat mementingkan aktivitas cengkerama dalam segala prosesnya. Mereka datang bergerombol, mengajak Anda bergabung ke meja, memesan minuman (biasanya yang memiliki kadar alkohol tinggi), lalu berbincang — ada topik penting, ada pula yang ngawur — hingga larut malam, bahkan terkadang fajar
menyingsing. Citra cengkerama ini pulalah yang ingin mereka tonjolkan lewat Adiksi Adaptasi.
Ketika ditanya kenapa Berita Angkasa hanya menyumbangkan dua artisnya — bahkan tanpa keberadaan kesuksesan terbesarnya, Kelompok Penerbang Roket — untuk album kompilasi ini, Rizma menjawab: “Gue mau album ini terasa nongkrongnya. Nggak Berita Angkasa-sentris. Proses kurasinya juga benar-benar sederhana: kalau kami suka, ya sikat saja. Yang penting jumlah lagunya nggak terlalu banyak.” Pihak Berita Angkasa juga telah menyiapkan semacam rekomendasi garis miring panduan dalam mengonsumsi Adiksi Adaptasi, tepatnya waktu paling pas untuk mendengarkan masing-masing lagu yang tercantum di dalamnya. Duet soul/blues “Shiny Gold” dari Arya Novanda & Rizkia Larasati dianggap cocok untuk memulai hari pukul 06.00. Punk rock eklektik Tarrkam dengan “Wanita Ekstasi” bisa didengar sebagai penyemangat berkegiatan pukul 10.00. “Penumbra” persembahan biduanita bersuara emas Sapphira Singgih bisa jadi teman melamun pukul 17.00 petang — terasa kombinasi pengaruh Sade dan Rhye di sana.
Hari sudah gelap pukul 20.00, saatnya mendengar “Affirmation” dari Batavia Collective yang bermain di ranah neo soul menggoda. Lanjutkan dengan blues yang mengalun perlahan gaya Alabama Shakes lewat “If Tomorrow I’m Losing You” dari Morad ketika waktu menunjukkan pukul 22.00. Ether selaku proyek solo drummer Kelompok Penerbang Roket, Viki Vikranta, cocok didengarkan saat tengah malam 00.00 lewat “Di Selatan” yang secara mengejutkan melayangkan pikiran ke roster Captured Tracks. Kemudian tutup keseharian Anda secara sukacita pada pukul 02.00 dengan dentuman kelab “Pandemic Remix” dari Rafi Muhammad yang dibantu oleh Kevin Suandi dan Randy MP. Lalu ulangi kembali esok hari. Atas nama adaptasi terhadap situasi, atau selebrasi
eksistensi Berita Angkasa tahun ini juga tahun-tahun yang akan datang nanti. (PR)