Bentuk dari penghormatan tertinggi yang bisa manusia berikan kepada manusia lain adalah dengan tidak melupakan jasanya. Boleh saja pahlawan perang mendapat penghormatan gelar dan peringatan. Tapi jangan sampai kita melupakan pahlawan lain yang berperang tanpa mengangkat senjata. Bagi musisi atau anak Band, pastinya nama orang orang yang terlibat dalam membesarkan namanya dapat ditulis dalam daftar panjang mirip daftar belanjaan bulanan. Mulai dari producer, manager, road manager, sound engineer, technician, illustrator atau designer, photograper, sampai dengan rekan media.
Panjang, bukan?
Oleh karenanya, musisi yang hebat, adalah musisi yang ingat jasa orang orang yang mendukung mereka dari bawah sampai dengan sukses yang dicita-citakan. Bahkan kalau kita melihat dari sisi positif, kritikus yang memberi tanggapan atau netizen yang mengutarakan kesukaan atau ketidak sukaan mereka terhadap sebuah karya dapat kita pandang sebagai bentuk support. Karena tanpa penikmat yang mengapresiasi dan mengkritisi, karya akan diam tidak bersuara. Musisipun harus pandai mengapresiasi orang-orang yang terlibat dalam penggarapan karyanya. Contohnya Illustrator, kadang terlupakan atau bahkan dicuri karyanya untuk dijadikan merchandise bahkan cover album.
Disini, entah karma atau logika akan angkat bicara. Bila “mengingat jasa orang lain” dapat disejajarkan dengan bentuk penghormatan, dan musisi melakukan pencurian demi keuntungan. Bisa jadi berujung somasi atau hujatan di era besarnya nanti.
Menolak lupa!
Bahwa pahlawan bukan hanya datang dari medan perang.
Discussion about this post