Berisik Radio
  • Home
  • Update!
    • All
    • Concert
    • Culture
    • Film
    • Liputan
    • Review
    Keriaan Swag Event Berlanjut di Episode 48

    Keriaan Swag Event Berlanjut di Episode 48

    Kesegeran Berfestival Di Pestapora Dengan 224 Penampil & 12 Stage

    Kesegeran Berfestival Di Pestapora Dengan 224 Penampil & 12 Stage

    KIG Live

    KIG Live Hadirkan iKON Hingga Morrissey Konser Di Indonesia

    Earhouse Songwriting Club Showcase Vol. 8 Semakin Menggeliat

    Earhouse Songwriting Club Showcase Vol. 8 Semakin Menggeliat

    Blackandje Fest 2023 “Rise Into Flames”: Dedikasi Terhadap Scene Rock dan Metal

    Blackandje Fest 2023 “Rise Into Flames”: Dedikasi Terhadap Scene Rock dan Metal

    Foto: I Wayan Bagiartana

    Kidnep Flanela, Jeja dan Kun Saraswati Bersuka Ria di Panggung Swag Event Edisi 47

    Trending Tags

    • New Releases
    • Events
    • Grassroots
    • Feature
      • Video
      • Podcast
    • Login
    • Register
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Update!
      • All
      • Concert
      • Culture
      • Film
      • Liputan
      • Review
      Keriaan Swag Event Berlanjut di Episode 48

      Keriaan Swag Event Berlanjut di Episode 48

      Kesegeran Berfestival Di Pestapora Dengan 224 Penampil & 12 Stage

      Kesegeran Berfestival Di Pestapora Dengan 224 Penampil & 12 Stage

      KIG Live

      KIG Live Hadirkan iKON Hingga Morrissey Konser Di Indonesia

      Earhouse Songwriting Club Showcase Vol. 8 Semakin Menggeliat

      Earhouse Songwriting Club Showcase Vol. 8 Semakin Menggeliat

      Blackandje Fest 2023 “Rise Into Flames”: Dedikasi Terhadap Scene Rock dan Metal

      Blackandje Fest 2023 “Rise Into Flames”: Dedikasi Terhadap Scene Rock dan Metal

      Foto: I Wayan Bagiartana

      Kidnep Flanela, Jeja dan Kun Saraswati Bersuka Ria di Panggung Swag Event Edisi 47

      Trending Tags

      • New Releases
      • Events
      • Grassroots
      • Feature
        • Video
        • Podcast
      No Result
      View All Result
      Berisik Radio
      No Result
      View All Result
      Home Featured

      KONON

      Ja'far Subhi by Ja'far Subhi
      15 Oktober 2018
      in Featured
      0 0
      A A
      0
      KONON
      10
      SHARES
      488
      VIEWS
      FacebookTwitterShare on Whatsapp

      Barangkali satu hari dalam hidup kita pernah meyakini bahwa asal muasal filsafat adalah pertanyaan. Jutaan sarjana menulis secara hiperbolis: usia filsafat setua pertanyaan di muka bumi. Celakanya, tulisan seperti itu bikin pembaca terpaksa membayangkan Adam + Hawa terhukum di surga. Mereka yang bertanya dan makan buah pengetahuan: membuat kita tidak ada tanpanya.

      Semenjak Socrates dicatat sebagai si mbah filosof di Barat sana—nenek moyang di peradaban yang mereka bangun—sejak itulah kita yang-bukan-Barat dihantui adagium lebih baik bertanya (jika tersesat selamanya pilihan buruk). Katakanlah, setiap tanya menggiring kepada tahu, kendati pun tidak semua tahu mewakili jawaban. Coretan ini hendak maklumi sejenak Socrates yang digadang sebagai tokoh pertama Barat; sang peletak dasar laku filsafat, yakni bertanya.

      BacaJuga

      Isyana Sarasvati Umumkan Show di Billboard Live Yokohama dan Yamaha Hall Tokyo Awal Oktober Mendatang

      DICARI! Band Paling Keren dan Berbakat Se-Indonesia

      Isyana Sarasvati Siap Tur Album Keliling Indonesia!

      Gitaris Bless The Knights Fritz Faraday Jadi Brand Ambassador Solar Guitars

      Namun, seandainya jawaban sama dengan kepastian, maka Socrates tidak perlu mati. Racun yang diminumnya membunuh. Maka, pertanyaan tidak menuntut kepastian. Pasalnya, konon bukan suatu kepastian yang mau dicapainya, melainkan kebenaran. Demi kebenaran, Socrates ambil jalan sunyinya: ia jemput nasibnya diri. Itukah yang mau Barat ajarkan secara didaktis ke kita? Pertanyaan-pertanyaan umum perihal hidup yang dilontarkan Socrates tidak menjadikan tindakannya dipandang bunuh diri. Andaikan saja, Socrates berkorban.

      Apakah pengorbanan Socrates itu menuai apa yang diyakininya sebagai kebenaran? 100% tidak. Tidak sepenuhnya. Dan nyatanya, jawaban tidak sama dengan kebenaran. Sialan, jawaban yang ada sekadar bikin kita tahu, seiring pertanyaan enggan tuntas. Pertanyaan apakah itu keadilan, misalnya. Hari ini, penegakan hukum di negara demokratik (sistem yang diagungkan Barat) mana pun dilanda ketimpangan antara ide dan praktik. Jurang besar antara si miskin dan si kaya tidak pernah absen dari statistik perekonomian negara. Jurang yang menciptakan peluang ganjil dari kehendak bebas para nasionalis yang menjunjung demokrasi. Seperti tampak pada kasus belakangan: koruptor mau jadi wakil rakyat. Jelas, aristokrasi merajalela, tiada usai.

      Seandainya Socrates hidup kembali, dengan cara pikir sama, bisa-bisa dia dongkol. Tapi, kita tidak butuh Socrates saat ini. Kita bukan Barat. Dia terlalu heroik bagi kita yang belum mampus di zaman sekarang; semua orang merasa berhak punya kebenarannya masing-masing. Kembali ke poin awal: kita hanya dipersilakan untuk bertanya, ya bertannya. Seperti kebenaran macam apa yang kita upayakan, ketika hidup yang kita jalani tidak bisa sekejap bahagia sesuai kehendak kita?

      Ternyata filsafat di Barat, bisa jadi berlaku ke kita, menguarkan bahwa zaman ini era matinya segala sesuatu, termasuk kebenaran. Kita, generasi belum mampus kini, dinaungi iklim yang serba pesimistis dan sinis atas apa pun. Gagasan dan spirit Modernisme dianggap terlalu adiluhung dan usang, diganti Pascamodernisme yang banal di segala lini. Berbagai wujud Absolutisme ditolak mentah-mentah, walhasil tidak bekerja lagi klaim-klaim mutlak atas kebenaran. Sebab, narasi-narasi besar sudah dianggap mati. Ideologi jadi bangkrut. Ibarat sudah bertanya, tetapi sesat jua.

      Hal demikian yang sebermula muncul pada 1960an akhir sewaktu Foucault nyerocos panjang tentang ramalan ‘kematian manusia’. Pada zaman ini, katanya, lenyap sudah konsep perihal manusia sebagai kategori istimewa dalam pemikiran kita; yang kehilangan tempatnya di arus pengetahuan dan kebudayaan. Ramalan itu menyebut, manusia bahkan tidak menjadi penguasa bagi dirinya. Tipe manusia ini belum dibayangkan Socrates semasa hidupnya.

      Kita sadar Pascamodernisme bertolak dari gugatan terhadap status quo. Ia menolak, kendati pada tataran praktik hidup; kita suka menyulapnya sebagai alat untuk menguatkan ulang status quote tersebut. Semisal kita dibuat lebih percaya meme di Instagram berupa fitnah atas seorang politikus dengan dalih ayat-ayat dari kitab suci, ketimbang membaca kitab suci itu sendiri. Kita lebih percaya quotes dan sebelah mata menilai hal itu hikmah kebenaran dari narasi besar yang kita abaikan.

      Apalah guna filsafat, kalau begitu? Jika kita sudah bertanya dan pertanyaan demi pertanyaan cuma memusingkan kita dengan pertanyaan lagi. Maaf, dunia ini terlalu sempit untuk usia kita yang terlalu pendek, bukan? Saya cenderung memaknai filsafat sebagai seni agar kita ini tidak begok-begok amat di gelanggang realitas hidup nyata yang senantiasa jamak, berubah-ubah tidak pasti juntrungannya. Tanpa khasanah Barat, dengan filsafat kita cukup mengedepankan satu-satunya yang mungkin tersisa pada kita, yaitu akal.

      Sebab, dengan akal, kita bisa menalar hal-hal yang menagih pengorbanan di luar sana. Kita perlu waras memafhumi: di dunia yang kompleks dan nyaris seperti fiksi ini kita adalah tokoh-tokoh rekaan yang kita mainkan. Sekali pun tidak semua akhir cerita happy ending sebagaimana film Hollywood. Dan itulah mengapa Socrates bertanya. Itulah tahu yang boleh jadi sebenarnya. Tidak ada yang pernah final. Dan maut adalah kemungkinan yang pasti.Siapa tahu, kebenaran itu saudara kembar dari kebohongan? Saat menulis coretan ini, saya mendengarkan Dance Gavin Dance bernyanyi. “Say you wanna know the truth, well you can ask me a question. I’ll tell you something that you may wanna hear, but I’ll lie,”. Coretan ini terlalu banyak pertanyaan.

      oleh: Hamzah Muhammad | @hmzhmhmmdlghz

      Tags: Dance Gavin DanceFilosofiKontemplasi

      Related Posts

      Isyana Sarasvati Umumkan Show di Billboard Live Yokohama dan Yamaha Hall Tokyo Awal Oktober Mendatang

      Isyana Sarasvati Umumkan Show di Billboard Live Yokohama dan Yamaha Hall Tokyo Awal Oktober Mendatang

      13 September 2023
      DICARI! Band Paling Keren dan Berbakat Se-Indonesia

      DICARI! Band Paling Keren dan Berbakat Se-Indonesia

      11 Agustus 2023
      Isyana Sarasvati Siap Tur Album Keliling Indonesia!

      Isyana Sarasvati Siap Tur Album Keliling Indonesia!

      24 Juli 2023
      Gitaris Bless The Knights Fritz Faraday Jadi Brand Ambassador Solar Guitars

      Gitaris Bless The Knights Fritz Faraday Jadi Brand Ambassador Solar Guitars

      20 Juli 2023
      Hubungan Membosankan Atau Sering Kesepian? Coba Sleep Call!

      Hubungan Membosankan Atau Sering Kesepian? Coba Sleep Call!

      13 Juli 2023
      Platform Video Berlangganan Lucuflix Bukan Sekedar Konten Komedi Biasa

      Platform Video Berlangganan Lucuflix Bukan Sekedar Konten Komedi Biasa

      6 Juli 2023
      Load More

      Discussion about this post

      No event found!
      Qries
      • All
      • New Releases
      Keriaan Swag Event Berlanjut di Episode 48
      Liputan

      Keriaan Swag Event Berlanjut di Episode 48

      by Mahdesi Iskandar
      21 jam ago
      0

      Grup duo bersaudara, Dbatlayar, hadir mengisi panggung program musik mingguan Swag Event bersama dua orang solois lain, yakni Axel Farden...

      Read more
      Kesegeran Berfestival Di Pestapora Dengan 224 Penampil & 12 Stage
      Concert

      Kesegeran Berfestival Di Pestapora Dengan 224 Penampil & 12 Stage

      by Fahmi Azami
      1 hari ago
      0

      Pestapora selalu menjadi sorotan oleh warga skena musik dimulai dari Jingle Pestapora yang buat orang terngiang - ngiang ditambah lagi...

      Read more
      Shakila Anjani Memotret Fenomena Media Sosial Lewat Single “Listen”
      New Releases

      Shakila Anjani Memotret Fenomena Media Sosial Lewat Single “Listen”

      by Mahdesi Iskandar
      2 hari ago
      0

      Pro dan kontra pun bermunculan. Pro, karena media sosial menjadi wadah yang tepat untuk melahirkan banyak bakat baru, yang dulu...

      Read more
      Jeslla
      Grassroot

      Proses Pendewasaan Jeslla dalam EP “Spoken”

      by Mahdesi Iskandar
      2 hari ago
      0

      Jeslla kembali dengan merilis EP ke-dua, "Spoken", pada hari ini, Rabu, 20 September 2023. EP terbaru Jeslla ini berisikan tiga...

      Read more
      Load More
      Berisik Radio

      Internet Radio and Web Magazine,
      Most of our listeners and readers are teenagers and Berisik Radio has become part of their Enthusiasm.

      Categories

      • Chart
      • Concert
      • Culture
      • Featured
      • Film
      • Grassroot
      • Grassroots
      • Liputan
      • New Releases
      • Podcast
      • Review
      • Uncategorized
      • Update!
      • Video

      Quick Link

      • About Us
      • Team
      • Contact
      • Privacy Policy
      • FAQ

      Newsletter

      *berita terkini langsung ke email kamu

      Berisik Radio ─ Sejak 2009

      No Result
      View All Result
      • Login
      • Sign Up
      • Home
      • Update!
        • Liputan
        • Culture
        • Review
      • New Releases
      • Events
      • Grassroots
      • Featured
        • Podcast
        • Video

      Berisik Radio ─ Sejak 2009

      Welcome Back!

      Sign In with Facebook
      OR

      Login to your account below

      Forgotten Password? Sign Up

      Create New Account!

      Sign Up with Facebook
      OR

      Fill the forms below to register

      All fields are required. Log In

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In

      Add New Playlist