The Jadugar, kolektif berisi duo Anggun Priambodo dan Henry “Betmen” Irawan, dikenal melalui karya video musik mereka yang merajai dekade pertama tahun 2000-an. Di era keemasan MTV Indonesia ketika itu, nama mereka turut melambung berkat video yang mereka buat untuk grup band The Brandals, NAIF hingga Peterpan.
Pendekatan The Jadugar yang lekat dengan kultur DIY ketika itu memberikan nafas segar di sejarah visual
lokal. Nyaris dua dekade kemudian, kondisi telah banyak berubah. Video klip musik masih berjaya, meski kini di platform baru. MTV Indonesia digantikan Youtube, juga Instagram dan platform social media lain. Dan dengan itu, pendekatan DIY yang diangkat oleh The Jadugar kini dihidupi oleh jutaan anak muda Indonesia.
Alih-alih merasa tersaingi dengan landscape yang semakin menantang ini, The Jadugar datang di akhir dekade kedua tahun 2000-an dengan buku arsip videografi mereka. Buku ini menguliti proses berkarya The Jadugar dari kacamata personal Anggun dan Betmen, juga dari berbagai sosok yang pernah bekerja sama dengan mereka. Mulai dari produser, editor hingga para musisi yang telah berkolaborasi bersama dua nama tadi.
Hasilnya adalah buku berisi testimoni teman, bedah visual hingga bocoran-bocoran penting dari perjalanan karir The Jadugar. Mulai dari “orang ketiga” di The Jadugar, kritik terhadap praktek kerja Anggun dan Betmen, hingga cerita di balik layar dari puluhan videoklip yang telah mereka kerjakan.
Dalam pengantarnya, Anggun Priambodo berkata bahwa misi utama dalam penerbitan buku ini adalah demi dokumentasi. “Dari kebiasaan membeli buku dan membaca, lalu berpikir betapa pentingnya sebuah kerja pendokumentasian. Maka cita-cita untuk membukukan dokumentasi dari apa yang pernah dikerjakan bersama The Jadugar adalah yang selanjutnya kami bayangkan untuk direalisasikan setelah lima belas tahun semua itu menumpuk.”
Dikumpulkan sejak tahun 2016, buku ini akhirnya rilis di awal tahun 2020 melalui penerbit Gramedia. Disusun oleh The Jadugar bersama tim pengolah arisp The Youngrr, penulis M. Hilmi dari Whiteboardjournal.com dan pengolah grafis Mata Studio, buku ini juga berisi tulisan dari Arian Arifin (Seringai), testimoni dari Cholil Mahmud (Efek Rumah Kaca) hingga Xandega Tahajuansya (Polka Wars, Studiorama).
Detil buku:
Judul Buku: THE JADUGAR: 15 Tahun Mengobrak-abrik Video Musik Indonesia
Penulis: Tim Penulis The Jadugar
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Jenis Buku: Non Fiksi
Jumlah Halaman: 274 halaman
Tahun terbit: 2020
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp. 135.000,-
Mulai ada di Toko Buku Gramedia sejak 20 Januari 2020
View this post on Instagram
(Sumber: Press Rilis)