“It Lives Inside,” debut penyutradaraan layar lebar dari Bishal Dutta, menawarkan mitologi budaya dan membangun atmosfer mencekam untuk menceritakan kisah Samidha (Megan Suri yang menawan). Samidha, pelajar yang cerdas dan sangat populer —dia dipanggil Sam—, adalah tipe remaja biasa dengan ibu yang keras hati (Neeru Bajwa). Keluarga Sam sendiri adalah imigran dari India.
Sam naksir anak laki-laki populer (Gage Marsh) di sekolah umum tempat mereka menimba ilmu. Mantan sahabatnya, Tamira (Mohana Krishnan), mengalami hal-hal yang berat sehingga membuatnya kurang tidur dan berbicara pada dirinya sendiri. Dia membawa toples kaca yang sama ke mana pun ia pergi. Semua berawal ketika Tamira meminta bantuan Sam mengatasi masalahnya.

Ini adalah premis yang menarik. Dan sebagai film horor menakutkan yang memiliki musik latar efektif, sebagian besar film ini berhasil membuat penonton berteriak ketakutan, bahkan sampai melompat dari bangku. Namun tema yang lebih penting adalah seputar rasisme yang terinternalisasi dan pengalaman imigran yang gagal melampaui hal-hal mendasar, serta alegori yang dimunculkan — hubungan antara latar belakang monster dalam film tersebut dan gagasan penerimaan diri secara budaya cukup tipis. Sutradara Bishal Dutta pun mampu mengangkat budaya India secara cerdas di dalamnya.
Megan Suri, Neeru Bajwa dan Mohana Krishnan mampu menghayati peran mereka secara meyakinkan sebagai karakter-karakter yang mengalami konflik dalam hubungan mereka sebagai keluarga dan sahabat. Tema horor remaja memang sangat umum diangkat ke layar bioskop, tetapi muatan budaya yang terdapat pada film “It Lives Inside” yang membuatnya berbeda.