Jatuh bangun dalam perjalanan panjang di kancah musik Indonesia telah dihadapi band The Rain. Tepat di tanggal 31 Desember 2022 nanti, band yang beranggotakan Indra Prasta (Vokal & Gitar), Iwan Tanda (Gitar), Ipul Bahri (Bass) dan Aang Anggoro (Drum) ini akan memasuki usia 21 tahun berkarier.
Terbentuk dari pertemanan di kota Yogyakarta, band yang tak pernah diwarnai drama pergantian personel ini masih produktif merilis karya hingga saat iini. Jelang akhir tahun, dalam rangka ulang tahun biasanya The Rain menggelar konser tahunan seperti yang pernah digelar sebelumnya yaitu “Konser Bioskop Hujan” (2018), “Konser Nyore bareng The Rain” (2019), “Konser Dari Jauh” (2020) dan “Konser 20 Tahun Terjebak Bersama” (2021).
Namun tahun ini, The Rain memilih untuk merilis serial video yang tayang setiap hari sejak tanggal 6 Desember 2022 hingga 31 Desember 2022.
“Salah satu alasan kenapa kami tidak menggelar konser tahun ini adalah karena waktu. Beberapa bulan belakangan ini jadwal panggung The Rain cukup padat. Untuk bikin konser itu butuh effort yang besar dan waktu persiapan yang panjang. Jadi kali ini kami pikir untuk melakukan hal yang berbeda sekalian aja, lalu muncul ide bikin serial video ini. Kita maksimalkan waktu disela-sela jadwal manggung untuk bikin episode per episode-nya”, ungkap Indra tentang tak gelar konser ditahun ini.
Serial video ini diberi judul “Dulu, Kini dan Nanti”, yang merangkum perjalanan sejak awal karir hingga rencana TheRain untuk masa depan band ini. Total akan ada 26 episode yang dikeluarkan di akun Youtube THE RAIN.
“Kami ingin merangkum perjalanan The Rain dari dulu sampai sekarang dalam sebuah serial video yang bisa ditonton dari mana saja dan video ini juga mungkin bisa menjadi ajang perkenalan buat yang baru mengenal The Rain. Karena pendengar lagu-lagu kami sudah lebih dari 1 generasi. Ada yang sudah mendengarkan kami dari dulu, ada yang baru mendengarkan kami setelah era Terlatih Patah Hati”, jelas Iwan.
Dalam serial video ini The Rain menampilkan banyak hal seru untuk ditonton. Selain menampilkan live performance dengan membawakan hits mereka dari ke-7 album studio yang telah dirilis, serial video ini juga menyajikan banyak cerita.
“Untuk video live performance terbagi 2, ada yang dengan electric set atau full band, dan ada yang minimalis yang lebih ke street version yaitu hanya dengan gitar/piano. Selain itu juga ada wawancara, dokumentasi belakang layar yang menunjukkan bagaimana kondisi The Rain saat di perjalanan misalnya saat mobil mogok. Lalu ada juga pertemuan tak terduga dan mengharukan dengan mantan manager kami yang sudah 15 tahun menghilang. Dan banyak lagi kejutan lainnya yang muncul di serial video ini”, ucap Ipul.
“Salah satu episode yang paling seru adalah ditemukannya dokumentasi sesi rekaman album pertama The Rain yang hilang selama hampir 20 tahun. Padahal kita sudah mengikhlaskan kalo foto-foto itu hilang. Dan Alhamdulillah ditemukan kembali dan ada sekitar 37 klise yang ditemukan. Akhirnya kita bersama Putra Djohan, Fotografer yang ada di balik dokumentasi tersebut, berkumpul dan nonton bareng hasil digitalisasi klise jadul itu. Wah rasanya campur aduk saat melihat kembali foto-foto lama The Rain”, tambah Indra.
Proses pengerjaan serial video ini dilakukan The Rain dalam waktu yang cukup singkat. Proses shooting dan editing dikerjakan hanya dalam waktu 1 bulan. Sebelum melakukan shooting, mereka pun melakukan latihan khusus karena sebagian lagu di video ini sudah lama tidak dibawakan diatas panggung The Rain.
“Untuk rencana di tahun 2023, mudah-mudahan ada karya baru. Entahlah apa yang akan terjadi nanti, tapi yang jelas kami akan terus bikin karya baru. Semoga kita segera bertemu lagi, jabat erat!”, ujar Aang.