BacaJuga
Berangkat dari Pulau Dewata, Duo Group yang melabeli diri mereka Sundowners, mengusung konsep 80’s dan lantunan track dengan iringan analog wave, merilis debut single pertamanya yang berjudul “I Don’t Care”. Project ini diinisiatifkan oleh Ben (Bass, Synth) dan Lily (Vocal, Synth) sebagai personil inti, yang diawali sebuah percakapan cuma-cuma menjadi keseriusan bulat dalam membentuk wajah baru di skena musik Bali, khususnya Badung.
Nama Sundowners diambil dari bahasa inggris atau dalam bahasa indonesia yaitu Penikmat Senja, diciptakan oleh Ben sang bassist dengan segala kreatifnya, memiliki makna bahwa “Kita semua adalah penikmat senja, penyambut malam”. Eksotisnya kehidupan yang memberikan warna dan semangat dalam menjalani sesuatu pada setiap hari, karena adanya senja menjanjikan hari esok akan datang dan lebih baik. Sundowners menerjemahkan bagaimana musik membuat pendengar merasakan energi yang lebih asik ketika mendengarnya, inovasi serta ide-ide liar ala kosmik yang terus mengalir untuk jiwa yang haus akan energi dalam nada-nada yang mereka mainkan.
“I Don’t Care” menceritakan tentang kehidupan sosial, dimana banyak dari lingkungan, khususnya pribadi merasa rentan oleh kritik, dan enggan menerima saran. Ini adalah luapan sekaligus kekhawatiran Lily, yang menjadi penulis dan komposer, sekaligus sorotan yang mengelukan hal tersebut didalamnya, sebuah tumpahan pikiran yang dibungkus dengan tematik musik, reverb maupun echo yang melapisi karakter vokalnya, kemudian didoktrin beberapa referensi elektronika khas musik New Wave seperti; New Order, David Bowie, Tears For Fears, Duran-Duran, Franky Goes to Hollywood, The Smiths, The Cure dan banyak lainnya. Mereka menegaskan itu dalam bentuk busana, gaya atau ciri eksentrik, warna musik serta gimik dengan permainan filter visual, yang lumrah dengan kearifan ala brit-ish.
Pada aransemen track juga tidak banyak player additional. Sundowners menggait Riansyah Razali (Coconightman Guitaris) dan Thomson Sagala (Drummer Hello Microphone) dalam produksi musiknya. Dengan beberapa ide yang sederhana itulah yang meneguhkan tekad ingin diperdengarkan publik.
