Men-disko-kan kembali Indonesia, itu adalah cita-cita dari empat muda mudi Jakarta yang bergabung dalam Groovebox Story. Berbekal banyak influence dari musisi musisi disko era 80-an, ditambah elemen dance dari musisi era modern, Groovebox Story akhirnya menyelesaikan album yang mereka namakan “Demam Berdansa”. Judul album ini banyak dipengaruhi kondisi generasi saat ini yang gemar sekali dansa-dansi di berbagai platform media sosial. Gejala ini sebenarnya serupa di berbagai generasi, cuma platform dan musiknya yang sedikit berbeda. Itulah yang dirasakan Zidni (vox), Wizra (drum), Inedz (bas) dan Aroel (synth, keyboard, gitar).
Groovebox Story ingin mengajak kembali generasi sekarang untuk mengenal musik dansa di era 80-an. Untuk memperkuat musik dan lagu-lagu mereka, Groovebox Story mengajak beberapa senior yang akrab dengan irama dan lantai dansa.
Di bulan Februari lalu Groovebox Story melepas single “Gemerlap Rasa” bersama Shelomita. Sebuah lagu yang kental dengan nuansa disko yang gemerlap. Single ini sukses membuat banyak dj old school untuk memutar atau membuat remixnya di club tempat mereka bermain.
Single terbaru yang menemani dirilisnya album ini adalah “Memoria”. Sebuah lagu yang bercerita tentang betapa berharganya waktu. Betapa pentingnya setiap moment yang kita lalui. Di lagu ini Groovebox Story menggandeng Mus Mujiono. Seorang musisi senior yang banyak menghiasi lagu lagu 80-an, baik lewat suara ataupun petikan gitarnya. Mus Mujiono begitu bersemangat saat mengerjakan lagu “Memoria”. Sampai sampai harus ‘dipaksa’ pulang saat take guitar.

Nama berikutnya yang hadir di album ini adalah Yana Julio, ‘lulusan’ Elfas’s Singer dan pemenang banyak kompetisi bernyanyi. Lewat lagu “Tak Pernah Ada”, Yana Julio membuat Groovebox Story memliki sebuah lagu soft pop ala 80-an. Bisa jadi ini adalah salah satu lagu ter’manis’ di album “Demam Berdansa”.
Sebuah lagu yang unik dan hadir di hari-hari terakhir album ini adalah, “Berandalan Disko”. Lagu ini tercipta karena pertemuan Groovebox Story dengan Eka Annash, yang dikenal sebagai vokalis The Brandals. Eka yang sedang memiliki project bernama Zigi Zaga ini ternyata menyimpan hasrat mendalam dengan lagu lagu disko. Mendengar hal itu Aroel pun langsung menyiapkan sebuah lagu. Kemudian bersama dengan Eka Annash menulis lirik lagu ini. Komposisi lagu ini pun menjadi sedikit lebih liar, menabrak pakem pakem disko. Membuat kita membayangkan orang orang berdisko di mosh pit.
Vania Aurell adalah featuring artist paling belia di album ini. Penyanyi asal pulau dewata ini adalah lulusan JKT 48 yang bikin banyak remaja cowok tergila-gila. Vania Aurell berduet dengan Zidni di lagu “Kan Menjadi Kenangan”. Sebuah lagu yang prosesnya pun penuh kenangan. Groovebox Story sudah mencoba banyak vokalis perempuan untuk mengisi lagu ini. Hingga akhirnya bertemu Vania Aurell, dan karakter vokalnya lah yang dirasa paling pas untuk lagu ini.
Satu nama penting di album ini adalah Melly Manuhutu, yang suaranya menghiasi 3 lagu di album ini. Lagu pertama adalah sebuah lagu yang menjadi nyawa dari album ini, “Demam Berdansa”. Sebuah lagu yang akan langsung membuat kita menggoyangkan badan untuk berdansa. Lagu ke-dua berjudul “Muda Mudi”, sebuah lagu yang sangat kental dengan era 80-an. Musiknya bukan hanya mengajak kita menggerakan raga, tapi langsung membuat otak kita menyangkan berbagai kenangan di masa muda. Bagi yang masih bersekolah di tahun 80-an, dipastikan langsung mengingat suasana pagi di sekolah. Dan lagu terakhir sekaligus penutup album adalah “Sampai Jumpa”. Sebuah lagu yang membuat kita ingin slow dance sambil memeluk kekasih kita erat-erat.
Total ada 14 lagu dalam album “Demam Berdansa”. Groovebox Story sengaja memisahnya menjadi dua volume. Karena volume 1 dan 2 akan memberi sensasi yang berbeda. Namun di kehidupan ini tak semuanya datang berurutan, jadi tak masalah volume 2 lebih dulu dari volume 1. Dua duanya akan tetap membuat kita berdansa.
Mari kita disko-kan kembali Indonesia!